Punya website pribadi bukan soal siapa lo sekarang, tapi siapa lo nanti, di kemudian hari. (Asal konsisten, disiplin, fokus, atas berkembangnya keterampilan yang lu miliki.)
Lo Berhak Punya Ruang Sendiri di Internet
Instagram? Penuh algoritma. LinkedIn? Formal banget. TikTok? Kadang cuma buat hiburan. Tapi website? Itu ruang lo. Rumah digital lo. Nggak ada batas karakter. Nggak ada iklan orang lain. Nggak ada algoritma aneh. Cuma lo, karya lo, cerita lo.
Dunia Digital Nggak Nungguin Lo
Zaman sekarang, orang nyari info lo di Google dulu sebelum ketemu langsung. Kalau yang keluar cuma akun-akun random… sayang banget. Punya website bikin lo lebih “kelihatan”. Profesional? Iya. Unik? Banget. Siap buat kesempatan baru? Pastinya.
Lo Bisa Cerita, Jualan, Nulis, Ngeblog, Apa Aja
Website itu bebas. Lo bisa nulis blog tentang pengalaman hidup. Lo bisa showcase karya lo—foto, desain, tulisan, apapun. Lo bisa jual produk atau jasa, tanpa tergantung marketplace. Pokoknya, website itu tempat lo jadi versi online terbaik dari diri lo sendiri.
Gak Perlu Ribet, Gak Harus Mahal
Zaman dulu, bikin website itu ribet dan mahal. Sekarang? Banyak banget tools gratis atau murah. Mau yang visual? Pakai Carrd.co. Mau yang powerful? Pakai WordPress. Mau sekadar naruh portofolio? Gunakan Notion atau Framer. Lo tinggal pilih gaya lo. Gak harus jago coding dulu kok.
Karena Masa Depan Butuh Jejak Digital yang Kuat
Website itu bukan pamer. Bukan juga soal “liat dong gua siapa.” Website itu soal merekam perjalanan lo. Siapa lo hari ini. Apa yang lo pelajari. Apa yang lo impikan. Dan lo gak pernah tahu, siapa yang baca, siapa yang tertarik, dan siapa yang kasih peluang.
Penutup: Website Bukan Buat Gaya-Gayaan, Tapi Buat Bertumbuh
Pernah gak, lo ketemu seseorang yang “gak aktif di mana-mana”? Gak tahu dia ngapain, tinggal di mana, keahliannya apa. Jangan jadi orang itu. Website bantu lo ninggalin jejak yang jelas, kuat, dan positif.